Rabu, 19 September 2012

Perumpamaan Tentang Pertemuan

Tiga Perumpamaan Sebuah Pertemuan
Hidup rasanya akan terasa indah dan penuh semangat  bila kita menemui banyak hal yang menyenangkan setiap harinya. Banyaknya kesempatan baik membawa gairah dan energi baru untuk menikmati hidup. Seperti sebuah pertemuan yang memiliki banyak makna. Kita senantiasa dihadapkan pada pertemuan baik dan tidak baik. Pemaknaan pertemuan itu sendiri akan mewarnai jalannya hidup dan nasib seseorang. Sikaplah yang akan menentukan kemampuan seseorang untuk bisa hidup dengan bijak, terutama di tengah banyaknya keinginan yang kadangkala tidak sebanding dengan keadaan dan kapasitas diri.

Paling tidak ada tiga perumpamaan yang mewakili sebuah pertemuan yang bisa terjadi dalam hidup kita, yakni :
    1.  Ibarat Ikan

Ikan yang kita tahu adalah hewan air yang punya rasa yang enak dan nilai gizi yang tinggi, terutama untuk otak dan kesehatan. Itu bila dilihat dari nilai fisik yang dimiliki. Tetapi untuk sebuah pertemuan, ikan mempunyai bau amis yang tidak menyenangkan.
Itu artinya, bila kita bertemu seseorang yang menurut kita ’enak’ seperti gurihnya ikan yang kita makan, namun pada akhirnya akan menempelkan bau amis di tubuh kita. Kita akan merasa tidak nyaman. Bahkan mungkin kita bisa mual dan muntah. Pertemuan itu tidak menghasilkan sesuatu yang menyenangkan pada akhirnya. Malah setelah lama bergaul akan membawa dampak buruk bagi kehidupan kita. Misalnya perilaku kita akan menjadi kasar, tidak hormat kepada orang tua atau bahkan meresahkan masyarakat di mana kita tinggal. Alangkah ruginya!
2. Ibarat Bunga


Bila melihat cantiknya bunga dan harummewangi, kita akan terpesona dengan keindahannya.  Lihatlah anggrek bulanyang cantik, mawar merah yang menawan, melati putih yang menebar wangi, ataulilin putih yang anggun. Semuanya memiliki keelokan dan keharuman yang sedapdipandang mata. Semerbak harumnya membuat kita sejenak bisa terlena. Udaraharum yang memenuhi paru-paru kita rasanya ingin kita tahan lebih lama agarkita merasakan kesegarannya itu seterusnya.
Tetapi sebuah pertemuan yang diibaratkan bunga ini punya dampak yang cukup merepotkan pada akhirnya. Kenapa? Bunga yang cantik dan wangi akan ditinggalkan bila ia telah layu. Bahkan dibuang. Nah, sebuah pertemuan yang terjadi bisa saja mengalami ini.
Rasanya memang indah sekali saat kita bertemu seseorang yang kita pikir ‘inilah yang aku cari’ atau ‘aku telah menemukannya.’  Wajah dunia rasanya penuh senyuman. Tetapi dibalik itu kita tidak pernah tahu akan terjadi apa di depan kita nantinya. Seperti pepatah bilang, ‘lautan bisa kita ukur kedalamannya, tetapi hati orang siapa tahu!’ Ketika kita dicampakkan orang lain yang kita temui dalam pertemuan tersebut. Yang terkadang tidak kita ketahui alasannya kenapa kita diperlakukan seperti itu.
Kita tak perlu menjadi pesimis dengan hal ini. Apalagi sampai berputus asa karenanya. Bukankah dunia itu bersifat absurd dan akan punah? Hanya sikap yang akan membuat kita mampu bertahan dan menjalani hidup sebaik-baiknya.
3. Ibarat Sapu Tangan




Kita semua tahu apa fungsi dari sapu tangan. Ia berfungsi untuk membersihkan keringat ketika udara panas karena terik matahari atau membersihkan air mata di pipi ketika kita menangis. 
Sebuah pertemuan adalah layaknya seperti sapu tangan ini. Ia akan membasuh peluh dan air mata. Itu artinya, pertemuan yang terjadi akan menghasilkan kebaikan. Nilai fisiknya memberi manfaat untuk hidup.
Dari ketiga perumpamaan tersebut, sebuah pertemuan hendaknya dilandasi niat baik, hati yang tidak berprasangka buruk, dan keinginan untuk menjadi pribadi yang baik serta membawa kebermanfaatan kepada orang lain dalam hal yang positif.
Mari lakukan pertemuan dengan membawa pribadi kita yang baik dan landaskan dengan nilai yang baik juga. Senantiasa kemanisan hidup bisa kita nikmati meskipun di sana ada sedikit air mata.

sumber :http://filsafat.kompasiana.com/

0 komentar:

Posting Komentar