Hidup rasanya akan terasa indah
dan penuh semangat bila kita menemui banyak hal yang
menyenangkan setiap harinya. Banyaknya kesempatan baik membawa gairah dan
energi baru untuk menikmati hidup. Seperti sebuah pertemuan yang memiliki banyak
makna. Kita senantiasa dihadapkan pada pertemuan baik dan tidak baik. Pemaknaan
pertemuan itu sendiri akan mewarnai jalannya hidup dan nasib seseorang.
Sikaplah yang akan menentukan kemampuan seseorang untuk bisa hidup dengan
bijak, terutama di tengah banyaknya keinginan yang kadangkala tidak sebanding
dengan keadaan dan kapasitas diri.
Paling
tidak ada tiga perumpamaan yang mewakili sebuah pertemuan yang bisa terjadi
dalam hidup kita, yakni :
1. Ibarat Ikan
Ikan yang kita tahu adalah hewan air
yang punya rasa yang enak dan nilai gizi yang tinggi, terutama untuk otak dan
kesehatan. Itu bila dilihat dari nilai fisik yang dimiliki. Tetapi untuk sebuah
pertemuan, ikan mempunyai bau amis yang tidak menyenangkan.
Itu artinya, bila kita bertemu
seseorang yang menurut kita ’enak’ seperti gurihnya ikan yang kita
makan, namun pada akhirnya akan menempelkan bau amis di tubuh kita. Kita
akan merasa tidak nyaman. Bahkan mungkin kita bisa mual dan muntah.
Pertemuan itu tidak menghasilkan sesuatu yang menyenangkan pada
akhirnya. Malah setelah lama bergaul akan membawa dampak buruk bagi
kehidupan kita. Misalnya perilaku kita akan menjadi kasar, tidak hormat kepada
orang tua atau bahkan meresahkan masyarakat di mana kita tinggal. Alangkah
ruginya!
2.
Ibarat Bunga
Bila melihat cantiknya bunga dan harummewangi, kita akan terpesona dengan keindahannya. Lihatlah anggrek bulanyang cantik, mawar merah yang menawan, melati putih yang menebar wangi, ataulilin putih yang anggun. Semuanya memiliki keelokan dan keharuman yang sedapdipandang mata. Semerbak harumnya membuat kita sejenak bisa terlena. Udaraharum yang memenuhi paru-paru kita rasanya ingin kita tahan lebih lama agarkita merasakan kesegarannya itu seterusnya.
Tetapi sebuah pertemuan yang
diibaratkan bunga ini punya dampak yang cukup merepotkan pada akhirnya. Kenapa?
Bunga yang cantik dan wangi akan ditinggalkan bila ia telah layu. Bahkan
dibuang. Nah, sebuah pertemuan yang terjadi bisa saja mengalami ini.
Rasanya memang indah sekali saat kita
bertemu seseorang yang kita pikir ‘inilah yang aku cari’ atau ‘aku telah
menemukannya.’ Wajah dunia rasanya penuh senyuman. Tetapi dibalik itu
kita tidak pernah tahu akan terjadi apa di depan kita nantinya. Seperti pepatah
bilang, ‘lautan bisa kita ukur kedalamannya, tetapi hati orang siapa tahu!’
Ketika kita dicampakkan orang lain yang kita temui dalam pertemuan tersebut.
Yang terkadang tidak kita ketahui alasannya kenapa kita diperlakukan seperti
itu.
Kita tak perlu menjadi pesimis dengan
hal ini. Apalagi sampai berputus asa karenanya. Bukankah dunia itu bersifat
absurd dan akan punah? Hanya sikap yang akan membuat kita mampu bertahan dan
menjalani hidup sebaik-baiknya.
3. Ibarat Sapu Tangan
Kita semua tahu apa fungsi dari sapu tangan. Ia berfungsi untuk membersihkan keringat ketika udara panas karena terik matahari atau membersihkan air mata di pipi ketika kita menangis.
Sebuah pertemuan adalah layaknya
seperti sapu tangan ini. Ia akan membasuh peluh dan air mata. Itu artinya,
pertemuan yang terjadi akan menghasilkan kebaikan. Nilai fisiknya memberi
manfaat untuk hidup.
Dari ketiga perumpamaan tersebut,
sebuah pertemuan hendaknya dilandasi niat baik, hati yang tidak berprasangka
buruk, dan keinginan untuk menjadi pribadi yang baik serta membawa
kebermanfaatan kepada orang lain dalam hal yang positif.
Mari lakukan pertemuan dengan membawa
pribadi kita yang baik dan landaskan dengan nilai yang baik juga. Senantiasa
kemanisan hidup bisa kita nikmati meskipun di sana ada sedikit air mata.
sumber :http://filsafat.kompasiana.com/
sumber :http://filsafat.kompasiana.com/
0 komentar:
Posting Komentar